Rabu, 04 Desember 2013

TEORI  ASAM-BASA
1.MENURUT ARHENIUS
 Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad pertengahan, salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh para peneliti untuk memisahkan emas dan perak.
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan Swedia yang memenangkan hadiah nobel atas karyanya di bidang ionisasi, memperkenalkan pemikiran tentang senyawa yang terpisah atau terurai menjadi bagian ion-ion dalam larutan. Dia menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam larutan aqua (air) tergantung pada konsentrai ion-ion hidrogen di dalamnya.Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+, sedangkan basaadalah zat yang dalam air melepaskan ion OH–. Jadi pembawa sifat asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH–. Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ, yang dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut.
HxZ
⎯⎯→ x H+ + Zx–
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam, sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion sisa asam.
Beberapa contoh asam dapat dilihat pada tabel 5.1
.
Basa Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai sebagai berikut.
M(OH)x
⎯⎯→ Mx+ + x OH–
Jumlah ion OH– yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa.
Beberapa contoh basa diberikan pada tabel 5.2.
 

2.menurut bronsted-lowry
Dalam kimia, teori Brønsted-Lowry adalah teori mengenai asam basa yang digagaskan oleh Johannes Nicolaus Brønsted dan Thomas Martin Lowry pada tahun 1923 secara terpisah. Dalam teori ini, asam Brønsted didefinisikan sebagai sebuah molekul atau ion yang mampu melepaskan atau "mendonorkan" kation hidrogen (proton, H+), dan basa Brønsted sebagai spesi kimia yang mampu menarik atau "menerima" kation hidrogen (proton).
http://bits.wikimedia.org/static-1.23wmf3/skins/common/images/magnify-clip.png

Air sebagai asam maupun basa. Satu molekul H2O berperan sebagai basa dan menerima H+ menjadi H3O+; H2O yang lainnya berperan sebagai asam dan melepaskan H+ menjadi OH-.

Ciri-ciri asam dan basa Brønsted–Lowry
Ketika sebuah senyawa yang berperilaku seperti asam mendonorkan proton, haruslah terdapat basa yang menerima proton tersebut. Sehingga konsep asam basa Brønsted–Lowry dapat didefinisikan sebagai reaksi:
Asam + Basa is in equilibrium with basa konjugat + asam konjugat.
Basa konjugat adalah ion atau molekul yang dihasilkan setelah asam kehilangan protonnya, sedangkan asam konjugat adalah spesi yang dihasilkan ketika basa menerima proton. Reaksi ini bersifat reversibel dan dapat berjalan terbalik maupun ke depan.
Air bersifat amfoterik dan berperilaku sebagai asam maupun basa. Dalam reaksi asam asetat (CH3CO2H) dengan air (H2O), air berperan sebagai basa.
CH3COOH + H2is in equilibrium with CH3COO- + H3O+
Ion asetat, CH3CO2-, adalah basa konjugat dari asam asetat, dan ionhidronium, H3O+, adalah asam konjugat dari air.
Air juga dapat berperan sebagai asam. Ketika bereaksi dengan amonia:
H2O + NH3 is in equilibrium with OH- + NH4+
H2O mendonorkan proton kepada NH3. Ion hidroksida adalah basa konjugat dari air yang berperan sebagai asam, sedangkan ionamonium adalah asam konjugat dari basa amonia.

3. Menurut lewis
Pada umumnya definisi asam-basa mengikuti apa yang dinyatakan oleh Arrhenius atau Bronsted-Lowry, tapi dengan adanya struktur yang diajukan Lewis muncul definisi asam dan basa baru.
Asam Lewis didefinisikan sebagai spesi yang menerima pasangan elektron.
Basa Lewis didefinisikan sebagai spesi yang memberikan pasangan elektron.


Sehingga H+ adalah asam Lewis, karena ia menerima pasangan elektron, sedangkan OH- dan NH3 adalah basa Lewis, karena keduanya adalah penyumbang pasangan elektron. Yang menarik dalam definisi asam Lewis adalah, terdapat senyawa yang tidak memiliki hidrogen dapat bertindak sebagai asam. Contoh, molekul BF3. Jika kita menentukan struktur Lewis dari BF3, tampak B kurang dari oktet dan dapat menerima pasangan elektron., sehingga dapat bertindak sebagai asam Lewis Dalam kenyataan molekul yang tidak mencapai oktet sering merupakan asam Lewis yang kuat karena molekul tersebut dapat mencapai konfigurasi oktet dengan menerima pasangan elektron tak berikatan. Senyawa yang termasuk dalam perioda yang lebih bawah dari perioda dua dapat bertindak sebagai asam Lewis sangat baik, dengan memperbanyak susunan valensi terluar mereka. Akibatnya, SnCl4 bertindak sebagai asam Lewis berdasarkan  reaksi berikut:

SnCl4  +   2Cl-( aq)  →   SnCl 62-
Atom pusat dikelilingi 12 elektron valensi, elektronnya menjadi lebih banyak dari 8.


Dari teori asam-basa yang saya posting, saya memiliki pertanyaan,
1.jika ada senyawa yang bersifat seperti asam mendonorkan proton tetapi tidak terdapat basa yang menerima proton tersebut, lalu bagaimana mendefinisikan senyawa tersebut sebagaimana menurut teori asam-basa bronsted-lowry?

4 komentar:

  1. Dan satu lagi pertanyaan saya:
    1.menurut teori asam-basa arhenius Kekuatan asam dalam air tergantung pada konsentrasi ion hidrogen didalam senyawa yang terpisah dan terurai dalam larutan, lalu bagaimana jika suatu larutan asam ditambahkan dengan larutan basa, bagaimana dengan konsentrasi H pada larutan tersebut, apakah berkurang konsentrasinya atau berubah menjadi konsentrasi OH?

    BalasHapus
  2. pada posting dikatakan bahwa Senyawa yang termasuk dalam perioda yang lebih bawah dari perioda dua dapat bertindak sebagai asam Lewis sangat baik, dengan memperbanyak susunan valensi terluar mereka. bagaimana memperbanyak susunan valensi terluarnya beserta contoh senyawanya

    BalasHapus
  3. menurut posting anda dikatakan bahwa definisi asam Lewis adalah, terdapat senyawa yang tidak memiliki hidrogen dapat bertindak sebagai asam. Mengapa senyawa tersebut dapat bertindak sebagai asam sedangkan ia tidak memiliki ion H+ ?

    BalasHapus
  4. Dari penjelasan blog anda di atas pada teori Brønsted–Lowry, Air bersifat amfoterik dan berperilaku sebagai asam maupun basa. Disini yang saya tanyakan bagaimana menentukan kapan air itu berprilaku sebagai asam maupun basa ketika di reaksikan dengan senyawa asam atau basa ?? dan apakah ada faktor yang mempengaruhi ketika berprilaku asam atau basa !!


    BalasHapus